Minat Dan Bakat

Minat Dan Bakat Game Blog | Created By Www.BestTheme.Net

  • RSS
  • Delicious
  • Facebook
  • Twitter

Popular Posts

Hello world!
Righteous Kill
Quisque sed felis

About Me

Popular Posts

Thumbnail Recent Post

Righteous Kill

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...

Quisque sed felis

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...

Etiam augue pede, molestie eget.

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit nisl in ...

Hellgate is back

Lorem ipsum dolor sit amet, consectetuer adipiscing elit. Quisque sed felis. Aliquam sit amet felis. Mauris semper, velit semper laoreet dictum, quam diam dictum urna, nec placerat elit ...

Post with links

This is the web2feel wordpress theme demo site. You have come here from our home page. Explore the Theme preview and inorder to RETURN to the web2feel home page CLICK ...

Sejak awal  Gapopin dibentuk dan lahir untuk memnuhi kebutuhan anggota-anggotanya yang bergerak di bidang perkacamataan. Sebagai sebuah asosiasi, Gapopin, Gabungan Pengusaha Optik Indonesia, telah banyak mengalami asam garam selama 50 tahun berdiri dan telah hadir sedari awal saat industri perkacamataan di Indonesia masih sangat muda. Dimulai ketika jumlah optikal di Jakarta hanya berjumlah 11 buah saja, kini dalam kurun waktu lima puluh tahun jumlah anggotanya telah bertambah menjadi -/+ 10.000 optik di seluruh Indonesia.

Sumbangsih Gapopin pada industri perkacamataan Indonesia secara langsung memberikan kontribusi juga pada seluruh masyarakat Indonesia dengan bertindak sebagai partner Pemerintah yang terus menerus mengembangkan tenaga ahli di bidang optometri dan dengan caranya sendiri memenuhi kebutuhan masyarakat akan kacamata dan alat Bantu mata lainnya. Suatu kebutuhan penting yang berkolerasi langsung dengan peningkatan taraf hidup manusia Indonesia serta menunjang kemajuan nbangsa di berbagai bidang penting seperti pendidikan, profesionalisme dan kesejahteraan masyarakat. Dibawah ini mari kita simak kembali sekilas perjalanan yang telah dilalui oleh Gapopin dari masa ke masa:

MASA KELAHIRAN (1959 – 1973)

Dilatarbelakangi oleh sitiuasi dan kondisi Negara pada saat itu yang tidak kondusif, konfrontasi dengan Malaysia, Perang dingin antara blok barat dan timur, kehidupan politik, ekonomi dan social yang serba terpimpin, dunia usaha Indonesia mengalami masa-masa yang berat.

Khusus di bidang perkacamataan kondisi ini sangat terasa karena dalam dunia kacamata hamper semua komponen yang digunakan baik bingkai (frame) maupun lensa kaca yang digunakan adalah hasil import dari luar negeri.

Kebutuhan oprikal pun hanya dipenuhi oleh beberapa toko kacamata saja diantaranya yaitu Bagindo Abubakar di Jakarta dan A. Kasoem di Bandung serta kacamata Golberg milik seorang Yahudi Belanda yang berlokasi di jalan Braga Bandung yang telah memiliki laboratoriumnya sendiri sehingga dapat meguasai pangsa pasar pelayanan kacamata di Bandung dan sekitarnya.

Jakarta pun sebagai sebuah ibu kota hanya memiliki tak lebih dari 11 toko kacamata dengan keahlian yang diturunkan dari Bapak ke anak-anaknya atau ke saudara-sauadranya.

Pada tahun 1959, saat kesulitan untuk memnuhi kebutuhan kacamata dalam negeri dari luar negeri menjadi sangat sulit, beberapa pengusaha perkacamataan (berdasarkan awal kenberadaan optic mereka) yaitu A.M. Ezekiel, Asia Optikal (Senen), C. Fielien OD ( Optik Tunggal), Shanghai Optikal (Glodok), Tjun Lie (Optik Seis), JED Fuld, Buyung Markum dan A. Kasoem bertemu dan bertukar pikiran untuk mencari solusi mengatasi kesulitan bersama khususnya dalam usaha mengimport frame dan lensa dari luar negeri (memperoleh Delivery Order/ D.O dari Negara/Dep.Perdagangan).

Dari hasil perbincangan tersebut dipandang perlu untuk membentuk satu wadah organisasi yang dapat memperjuangkan kepentingan bersama para pengusaha optic di Indonesia, maka pada tanggal 29 Oktober 1959, berdirilah sebuah organisasi sebagai wahana para pengusaha optikal di Indonesia yang dinamakan “Gabungan Pengusaha Optik Indonesia” disingkat GAPOPIN dimana Bapak Bagindo Abubakar (Alm) bertindak sebagai Ketua Gapopin didampingi oleh Bapak Buyung Markum (Alm) sebagai Sekretarisnya.
MASA KEBANGIKTAN (1973 – 1983)
Organisasi yang mulanya dibentuk untuk memudahkan anggotanya mendapatkan Delivery Order barang keperluan optikal dan alat-alat penggosokan lensa kaca dari luar negeri mulai memasuki masa kebangkitan di kurun waktu tahun 70an.
Di tahun 1973, Bapak Bagindo Abubakar bertemu dengan Bapak Drs. Bistok Simanjuntak seorang yang aktif dan ahli di bidang organisasi kesehatan dan tengah menjabat sebagai sekretaris Jenderal Pedagang Besar Farmasi (PBF).

Dari pembicaraan saat itu Bapak Bagindo Abubakar mengajak Bapak Drs. Bistok Simanjuntak untuk membantu membesarkan Gapopin karena potensi dan peluang yang sangat besar di bidang perkacamataan di Indonesia.

Ajakan yang disambut dengan gembira ini direalisasikan dengan dibukanya “Optik Ika” yang berlokasi di Blok A dan di Tanah Abang oleh Bapak Drs. Bistok Simanjuntak sehingga sejak saat itu telah resmilah Bapak Drs. Bistok Simanjuntak sebagai seorang pemilik toko kacamata dan telah bergabung di Gapopin dengan memegang posisi sebagai Sekretaris.

Darah baru yang masuk di Gapopin ini ditindaklanjuti oleh Bapak Bagindo Abubakar dan Bapak Drs. Bistok Simanjuntak dengan mengunjungi sesepuh perkacamataan yaitu Bapak A. Kasoem di Bandung yang mendukung penuh berdirinya kembali Gapopin walaupun karena kesibukan beliau di Bandung maka Bapak A. Kasoem tidak dapat duduk di kursi pengurus saat itu.

Untuk memperkuat landasan hokum Gapopin maka di tahun yang sama pula organisasi Gapopin kemudian dikukuhkan dengan akte notaries tanggal 29 Maret 1973.
Di masa ini Gapopin memperkuat organisasinya di tiga bidang utama yang terus dilanjutkan hingga sekarang, yaitu pada bidang pengembangan SDM di bidang perkacamataan, bidang organisasional yaitu pengukuhan Gapopin oleh pemerintah sebagai satu-satunya organisasi keprofesian di bidang perkacamataanserta di bidang kebijakan yaitu dengan kesuksesan dan dukungan terhadap lahirnya peraturan pemerintah tentang penyelenggaraan usaha optic yang menjamin layanan optic masyarakat yang berkualitas dan terpercaya.
Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia
Kesadaran untuk menciptakan SDM optikal yang handal dan terpercaya dimulai dengan kenyataan bahwa pada tahun 70an belum ada penanggungkawab teknis layaknya seorang apoteker di dalam sebuah toko kacamata. Suatu hal yang penting dipertimbangakan jika sebuah optic ingin disejajarkan dengan perusahaan lain yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan.

Studi banding yang dilakukan oleh Bapak Drs. Boistok Simanjuntak di tahun 1974 ke bagian pendidikan Refraksi Optisi dan Lensa Kontak di Cebu University, Filipina memperkuat pemikiran bahwa Indonesia sudah saatnya memiliki sekolah atau perguruan tinggi yang mendidik ahli di bidang refraksi optisi yang handal.

Dengan sumbangan ilmu dari Bapak Usman Husin, OD. Alumni dari Cebu Univeristy, Bapak Drs. Bistok Simanjuntak berhasil menimba ilmu tentang bagaimana menyelenggarakan pendidikan yang baik di bidang perkacamataan tersebut.

Sepulang dari Filipina, Gapopin memohon pada Kepala Kanwil Departemen Kesehatan RI DKI Jakarta untuk menyelenggarakan penataran tenaga refraksi optisi, dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan tenaga yang melayani pemeriksaan kelainan refraksi optisi di optikal-optikal yang ada.

Maka pada tahun 1974-1975 terselenggaralah penataran refraksi optisi selama 3 bulan bekerjasama dengan bagian Penyakit Mata FKUI/ Rumah Sakit Cipto Manginkusumo, organisasi profesi Iropin yang baru dibentuk di RS Cipto Mangunkusumo dan Persatuan Dokter Ahli Mata (Perdami).

Mengambil tempat di Aula Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta, penataran yang pertama ini berhasil meluluskan sebanyak 120 tenaga Refraksionis Optisien yang kebanyakan berasal dari para pengusaha optic dan karyawan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.

Dengan langkah inilah dimulai tumbuhnya paradigma baru bahwa pendidikan refraksionis optisien adalah sesuatu yang mutlak. Penataran demi penataran di beberapa Kanwil Depkes di Indonesia kemudian mulai diselenggarakan dengan tujuan merubah fungsi toko kacamata menjadi sarang tempat pelayanan kesehatan kacamata yang bertanggungjawab.

Bidang pengemabangan SDM ini diteruskan dengan mendirikan Yayasan Leprindo, yang didirikan oleh Pengurus Pusat Gapopin yang bergerak dalam pendidikan refraksionis optisien pada tanggal 16 Mei 1978, dimana nama-nama pendirinya adalah Prof. Dr. Isak Salim (Alm), Bapak Bagindo Abubakar (Alm), Drs. Amin (Alm), Drs. Bistok Simanjuntak (ALm), Haryono, Dr. Akmam (Alm), Dr. Ginting, Dr. Shahab dan Dr. Faric S.

Awalnya lembaga pendidikan Yayasan Leprindo ini hanya bergerak dalam pendidikan non formal, namun atas prakarsa Bapak Michael W. Kurniawan (Optik Tunggal) yang waktu itu masih menjadi distributor Essilor, American Optical, Top Con dan Neitz, lembaga pendidikan Leprindo ini mendapat bantuan alat-alat optic anatara lain berupa mesin-mesin poles dan generator American Optical, mesin Edging Lens Essilor, Slit Lamp, Lens Meter dan Refracting Unit dari Top Con, Opthalmoscope, Retinoscope dan beberapa Set Trial Lens dari Neitz.

Sejak saat itu pertumbuhan tenaga refraksionis optisen mengalami masa booming. Tenaga yang dihasilkan oleh Lembaga pendidikan Akademi Refraksi Optisi (ARO) Leprindo (1978) terasa kurang yang memicu berdirinya ARO-ARO di berbagai Daerah anatra lain di Surabaya (1983), Medan (1989), Padang (1991), Semarang dan Jakarta (ARO GAPOPIN 1992).
Bidang Pengembangan Organisasi
Di tahun 1977 Gapopin untuk pertama kalinya mengadakan Musyawarah Nasional yang ke I di Hotel Sahid Jakarta yang merupakan titik awal tumbuh dan berkembangnya organisasi yang diharapkan dapat memberi manfaat pada seluruh anggota, bukan saja dalam bidang teknik perkcamataan melainkan juga dalam bidang bisnis dan manajemen optic.

Di Munas ini pula Pengurus Pusat Gapopin berinisiatif untuk memperoleh pengukuhan organisasi dari Menteri Kesehatan RI yang menghasilkankeluarnya Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 78/Men.Kes/Per/III/78 tentang “ Pengukuhan Gabungan Pengusaha Optik Indonesia/ Gapopin” pada tanggal 10 Maret 1978 yang ditandatangani oleh Menteri Kesehatan GA Siwabessy. Isi dari KepMenKes tersebut diatas mengakui dan mengukukuhkan Gapopin sebagai satu-satunya organisasi yang bergerak di bidang perkacamataan.

Bidang Kebijakan Publik

Gapopin sebagai sebuah organisasi memandang perlu adanya sebuah peraturan yang dapat menjamin kualitas pelayanan masyarakat di bidang optic. Dengan dasar pemikiran ini Pengurus Pusat Gapopin memohon Pemerintag c.q. Menteri Kesehatan untuk mengeluarkan peraturan tentang tata cara penyelenggaraan optikal di Indonesia.

Pada tanggal 11 april 1979 dikeluarkanlah Peraturan Meteri Kesehatan RI. Nomor 113/MEN.KES/per/IV/1979 tentang “Penyelenggaraan Optikal di Indonesia” yang memuat tata cara penyelenggaraan optikal antara lain tentang ketenagaan, tata cara permohonan ijin, tata cara pembaharuan ijin. Tercakup didalamnya syarat-syarat, laranga, pendidikan, ketentuan peralihan dan penutup.

Keluarnya Permenkes No. 113/Men.Kes/Per/IV/1979 tentang “ Penyelengaraan Optikal” adalah bukti bahwa pemerintah mengakui pentingnya keberadaan optikal dan tenaga ahli kacamata. Kacamata diakui dapat berfungsi menambah kecerdasan bangsa, menambah produktifitas kerja dan dapat pula berfungsi sebagai bagian dari gaya hidup atau fashion.

Peran serta Gapopin dalam menerbitkan peraturan diatas merupakan sumbangsih yang tak ternilai harganya, karena dengan adanya peraturan tersebut dunia peroptikan telah memiliki standarisasi izin tata laksana menyelenggarakan sebuah optikal.
MASA PEMANTAPAN (1983 – sekarang)
Memasuki jaman Orde Baru, Gapopin terus memantapkan kinerjanya dengan program organisasi ke dalam yang terus menjalin kerjasama dan konsolidasi antara anggota. Termasuk juga meningkatkan mutu pendidikan dan teknis perkacamataan dengan mendatangkan para pakar ilmu optic/ optometris dari luar negeri dengan beberapa kali mengadakan seminar ilmu optic (termasuk lensa kontak) dan membuka hubungan dengan organisasi optic di luar negeri. Pengurus Pusat Gapopin beberapa kali menghadiri kongres optometry (Usman Husin, OD dan Drs. Bistok Simanjuntak) dan Bapak Drs. Bistok Simanjuntak beberapa kali pula menjabat sebagai Board of Director di IOOL (International Optometric and Optical League) maupun IFAPAO (International Federation of Asia Pacific Associations of Optometrists).

Dalam rangka meningkatkan kinerja organisasi, pad atahun 1992 Gapopin mendirikan 2 Yayasan yakni Yayasan Promosi Indonesia (Propindo) dan Yayasan Lembaga Pendidikan Refraksi Optisi Optometri Indonesia (Pendkoptindo).

Yayasan yang pertama, Yayasan Propindo didirikan untuk mengadakan pameran dan promosi barang-barang dan alat-alat optic termasuk mengadakan seminar ilmu optic. Yayasan Propindo ini kemudian telah dibekukan oleh Pengurus Pusat Gapopin, sambil mencari bentuk yang baru karena keberadaannya bertentangan dengan peraturan pemerintah baru undang-undang  No. 16 tahun 2001 yang melarang organisasi dengan fotmat yayasan untuk melakukan kegiatan untuk mencari untung.

Adapun Yayasan Penkoptindo yang bergerak di bidang pendidikan sekarang ini bertempat di Pondok Aren, Tangerang yang telah mengalami perubahan karena adanya renovasi dengan biaya Rp. 900 juta, pembangunan gedung bertingkat tiga tersebut, selain untuk operasional pendidikan juga akan difungsikan untuk Pusat Desain Optik (PDO), dan gedung tersebut telah diresmikan oleh Dirjen Perindustrian.

Sepanjang imurnya Gapopin telah menyelenggarakan MUNAS dan beberapa kali berganti Ketua Umum. Munas-munas Gapopin antara lain:

  1. Munas Gapopin I, 1977, Hotel Sahid Jakarta, Ketua Bagindo Abubakar
  2. Munas Gapopin II, 1982, Hotel Borobudur Jakarta, Ketua Bagindo Abubakar
  3. Munas Gapopin III, 1987, Hotel Arya Duta Jakarta, Ketua Drs. Bistok Simanjuntak
  4. Munas Gapopin IV, 1992, Hotel Borobudur Jakarta, Ketua Drs. Bistok Simanjuntak
  5. Munas Gapopin V, 1997, Hotel Horizon Jakarta, Ketua Drs. Bistok Simanjuntak
  6. Munas Gapopin VI, 2002, Hotel Sahid Jakarta, ketua Dr. Sismadi Parodimuljo
  7. Munas Gapopin VII, 2007, Hotel Mulia Jakarta, Ketua Michael W. Kurnaiwan
Sepeninggak Bapak Drs. Bistok Simanjuntak (2002), Munas Gapopin ke Vi telah memilih Bapak Dr. Sismadi Partodimuljo, MBA sebagai Ketua Umum Gapopin sampai tahun 2004. sepeninggal Bapak Dr. Sismadi, Ketua Umum Gapopin dijabat oleh Bapak Michael W. Kurniawan sampai dengan sekarang. Dibwah kepemimpian Bapak Michael W. Kurniawan organisasi Gapopin tumbuh dan berkembang dengan pesat. Hubungan dengan asosiasi peroptikan luar negeri misalnya dengan AFOA (Asian Federation of Optical Aasociation), SOTA (Singapore Optical Trade Association), MAPO (Malaysia Association of Practising Optical), ABDO (Association of British Dispensing Options) dan OAA (Optometrists Association of Australia) telah terjalin dengan baik, bahkan saar ini Bapak Michael W. Kurniawan tengah menjabat sebagai 2nd President of AFOA (Asian Federation of Optical Aasociation). Dan selain itu hubungan dengan para wholesale anggota Gapopin juga jauh lebih membaik.

Hubungan dengan KADIN Pusat maupun dengan Departemen-Departemen terkait baik, yakni dengan Departemen Kesehatan, Departemen Perdagangan maupun Departemen Perindustrian berjalan sangat menggembirakan, bahkan bantuan alat-alat optic dari Departemen Perindustrian telah diterima Gapopin. Sejalan dengan ini Gapopin dan Departemen Perindustrian telah menandatanagni Nota Kesepahaman (MOU) mengenai pendirian Yayasan Pusat Desain Optik (PDO) pada tanggal 23 Oktober 2005 yang dilakukan oleh Ketua Umum Gapopin Bapak Michael W. Kurniawan dan Dirjen ILMTA Departemen Perindustrian Bapak Ansari Bukhari. Dalam rangka realisasi kerjasama diatas Pengurus Pusat Gapopindan para pejabat teras Departemen Perindustrian telah berangkat ke Jerman, Tiongkok dan Australia (2006-2007) dengan biaya pemerintah untuk melakukan studi banding Pusat Desain Optik.

MASA YANG AKAN DATANG (Sekarang – masa depan)
Disamping memilih Ketua Umum dan Pengurus Pusat, setiap Munas Gapopin juga membahas program internal dan external organisasi, masalah etika bisnis optic, msalah hubungan dengan Departemen-Departemen terkait (Departemen Kesehatan, Departemen Perindustrian, Departemen Perdagangan) dan KADIN maupun organisasi peroptikan luar negeri juga membahas tantangan yang dihadapi oleh Gapopin di masa depan. Keputusan Menteri RI terbaru No 1424/MENKES/SK/X/2002 tentang Pedoman Penyelenggaraan Optikal” yang menggantikanPermenkes 113/Menkes/Per/IV/1979 menuntut syarat-syarat yang lebih berat dalam mendirikan sebuah optic.

Dalam hal ini Gapopin telah memberikan masukan kepada pemerintah untuk meninjau kembali peraturan ini dnegan pertimbangan persyaratan standarisais optic internasional dan kondisi nyata di optik0optik yang ada di Indonesia. Ke depan dengan berlandaskan peraturan pemerintah, Gapopin bersama Departemen Perindustrian telah membentuk lembaga sertifikasi profesi untuk meningkatkan standar optikal yang lebih rapid an professional, sehingga masyarakat sebagai pengguna layanan optic mendapat jaminan kualitas layanan terbaik sekaligus mengurangi praktek optic liar yang merugikan masyarakat dengan melanggar etika bisnis optic dan membabi buta dalam pemasangan tariff.

Gapopin juga telah menjadi anggota KADIN sehingga dapat aktif berpengaruh dalam perdagangan maupun sebagai representative di luar negeri. Selain itu Penguru Pusat telah mencanangkan tiga program utama yang akan dijalankan danmenjadi focus dari Gapopin setelah Munas VII, yakni ;
Bekerjasama dengan Departemen Kesehatan, Gapopin akan aktif mengkapanyekan tentang kesadaran pentingnya optic yang resmi dan berijazah sebagai implementasi dari peraturan Menteri Kesehatan tantang syarat-syarat sebuah optic yang telah ada.
Meningkatkan terus SDM tenaga ahli optic di Indonesia dengan memperbanyak ahli yang tidak saja sebagai Refraksionis Optisien yang setara dengan D3 tapi juga tenaga ahli Optometry doctor (OD) yang setara dengan S2.
Memperbaiki system dan disiplin organisasi sehingga anggota wholesale di Gapopin hanya menjual produk kepada anggota Gapopin yang bergerak di bidang usaha retailer dan sebaliknya.

Selama 50 tahun Gapopin telah berbuat banyak untuk kepentingan anggotanya sesuai dengan kemampuan yang ada. Ribuan Refraksionis Optisien telah dihasilkan dan tersebar diseantero nusantara, ada yang menjadi karyawan swasta (optikal), ada yang menjadi karyawan pemerintah (PNS), ada juga yang berusaha mandiri dengan membuka optikal. Dengan cara ini Gapopin telah ikut berusaha mengentaskan kemiskinan walau masih dalam skala kecil.

Ini adalah bukti keteguhan para Penguru pusat Gapopin yang secara serius mengejawantahkan amanah dari pendiri dan pendahulunya. Ketua Umum atau Pengurus Pusat tidak mungkin dapat menyelesaikan program yang telah dicanangkan tanpa partisipasi segenap anggota Gapopin. Gapopin menghimpun anggota sangat heterogen, dari yang besar hingga yang kecil, wholesaler dan retailer, semuanya dihrapkan mampu bersinergi dalam suatu kombinasi yang harmonis dan proporsi yang tepat, saling menghargai dan membatu membuat organisasi perkacamataan ini semakin kokoh dan kuat.

Mudah-mudahan kerjasama yang erat anatara sesama anggota Gapopin dapat dipertahankan dan lestari.

One Response so far.

  1. Unknown says:

    pgn ikutan gmn cara nya

Leave a Reply